Mana Perlindungan Mu |
SBMISUMBAWA, MATARAM - Kasus Traffiking Merajalela,Khususnya NTB semakin meningkat terutama akhir-akhir ini ini bisa di karenakan lemahnya pengawasan dari pada pemerintah terhadap PPTKIS yang beroperasi di wilayah NTB di tambah lagi dengan minimnya lapangan pekerjaan hingga membuat rakyat secara besar-besaran melakukan imigrasi terpaksa guna untuk mencukupi kehidupan mereka.
Lombok Timur salah satu Kabupaten Kota yang terpadat (populasi penduduk) hingga mereka banyak bersepikulasi untuk menjadi BMI (Buruh Migran Indonesia) berdasarkan hasil penelusuran kami sering sekali bercengkrama dengan mantan BMI yang berangkat dengan menggunakan paspor kunjung khusus ke Malaysia.
Rata-rata modus mereka sama dengan mencari jalur cepat dan tidak ribet.
Katakan saja (Onek) nama samaran, yang dengan terang-terangan mencari calon BMI masuk kampung keluar kampung dan tak jarang Onek mendapatkan target bisa mencapai 5-10 orang dalam kurun waktu 5-6 bulan, namun pengiriman mereka secara perorang di berangkatkan dengan mendapatkan tiket dengan tujuan BATAM setelah tiba di Batam sudah ada Tekong yang menunggu dan SIAP UNTUK di berangkatkan ke Malaysia.
Onek (Tekong) adalah seorang mantan BMI Malaysia yang telah mempunyai jaringan dan sangat dekat dengan perusahaan kebayakan Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan, pihak perusahaan selalu mencari tega yang murah dan tidak ribet mengingat para pekerja asal Lombok sudah di kenal oleh perusahaan karena mereka selalu taat serta rajin dan tidak suka melawan serta menuntut hak secara berlebihan.
Hal inilah yang membuat perusahaan sangat tertarik di samping upah yang murah pihak perusahaan juga menghindari aturan-aturan ketenaga kerjaan Malaysia.
Onek, bisa mendapatkan keuntungan bisa mencapai Jutaan Rupiah per-orang, onek tidak pernah mau mengakui apa yang dia lakukan bahwa melanggar hukum dia bahkan secara terang-terangan melakukan perekrutan terhadap Calon BMI dengan alasan bahwa saya justeru membantu mereka dengan peliknya kehidupan serta sulitnya lapangan pekerjaan di kampung dan yang perlu diketahui juga bahwa mereka para calon BMI tersebut adalah karena keinginan sendiri, tidak dipaksakan.
Namun onek semakin melebarkan wilayah pencariannya hingga ke pulau sumbawa mengingat keuntungan yang dia rauf hingga tidak lagi dia berniat menjadi BMI, adapun modus Onek melakukan perekrutan dengan mencari keluarga-keluarga (Asal LOTIM) yang ada di Sumbawa dengan membuatkan KTP baru dengan alamat LOTIM mengingat BMI asal Sumbawa di Malaysia di kenal tidak baik maka itulah alasan agar satu-satunya cara untuk mempermudah keberangkatan mereka dan siap untuk diperkerjakan di perusahaan tersebut.
Namun tak jarang dari BMI yang di rekrut oleh Onek justeru bermasalah, dan Setelah beberapa lama bekerja kebanyakan dari BMI tersebut banyak yang tidak betah karena tidak sesuai dengan yang di janjikan namun besebrangan dengan kenyataannya, hingga para BMI tersebut tidak tahan bekerja DI PERKEBUNAN JUSTERU memilih untuk kabur dengan tidak memiliki dokumen lengkap, dan banyak juga dari mereka yang meninggal karena di buru polisi diraja malaysia.
Katakan saja M.Tahir dan beberapa BMI lainnya yang tahun lalu asal Kec. Utan Kab.Sumbawa mati karena kabur dari perusahaan perkebunan dengan tidak memiliki dokumen lengkap dan tertembak polisi yang sedang Razia.
Dari beberapa kasus diatas disinilah kelemahan dari pada pemerintah Daerah Khususnya dalam melakukan pengawasan terhadap pihak Imigrasi mengapa demikian karena pihak imigrasi terlalu bebas dalam menerbitkan pasvor kunjung tanpak ada penseleksian dan banyaknya para calo yang bercokol dengan terangan-terangan dalam melakukan penerbitan pasvor, coba saja pantau IMIGRASI kita... kalo tidak percaya, dan yang paling unik lagi pemalsuan identitas sering terjadi padahal E-KTP sudah mulai berlaku (LOTIM).
Tahun 2009/2010 Gubernur NTB mendapatkan penghargaan karena adanya sistem pelayanan satu pintu dan perlindungan terhadap BMI namun justeru bersebrangan dengan kenyataannya, Cek data Kasus per tahun Di DISNAKERTRANS, BP3TKI jarang sekali yang terpublikasi ditambah lagi dengan tidak adanya jumlah pasti tentang pengiriman dan penempatan di Luar Negeri. NTB merupakan basis pengiriman dan penghasil BMI terbesar di Indonesia terbukti dengan remitansi pertahunnya bisa mencapai Rp.2 Triliun lebih hanya dari Bank BNI dan BRI.
Namun dengan banyak nya uang yang beredar di NTB dari pengiriman yang di hasilkan oleh kawan-kawan BMI kita justeru tidak sebanding dengan perlindungan yang mereka dapatkan. sungguhlah aneh kita hanya di tuntut untuk menjadi Budak yang murah oleh pemerintah saat ini (imigrasi terpaksa).
Kabupaten Dompu juga akhir-akhir ini menjadi target dan tak jarang dari mereka banyak yang menjadi korban dari pada traffiking atau penjualan manusia, katakan saja HAERUN NISSA seorang ibu rumah tangga nyaris saja menjadi korban kalo saja tidak pintar setelah nyampe mataram dari dompu karena ibu ini baru sadar dengan peroses pengirimanya dengan tujuan Malaysia merasa aneh karena dia berangkat seorang diri dengan di pandu oleh tekong lewat HP saja, dan sudah di belikan tiket dengan tujuan BATAM, namun ibu ini berhasil di selamatkan di komplek Pagesangan indah di salah satu kos-kosan.
Selang bebrapa lama ibu Anisa berhasil kita pulang ke Dompu dengan kita berikan bekal ilmu pengetahuan tentang peroses dan dampak menjadi BMI gelap, rata-rata para pelaku traffiking ini dalah dengan memanfaatkan orang-orang terdekat atau yang masih memiliki hubungan terdekat dengan korban. setelah beberapa bulan kemudian ibu Anissa menghubungi kami dari Dompu bahwa ada pengiriman lagi yang di duga sama dengan pola yang pernah dialaminya, praktek-praktek ini sesungguhnya memilki pola yang sama.
WASPADALAH.
Kontributor: Adrian/Cues