Diduga Jadi Korban Trafficking, Datanya Dipalsukan

BMI asal Sumbawa datanya diketahui setelah tewas saat bekerja di Malaysia
BMI yang dipalsukan
SBMI SUMBAWA, Unter Iwes - Lagi-lagi dugaan atas kejahatan Trafficking terjadi pada Buruh migran asal Sumbawa. Tuduhan ini sangat beralasan karena data korban  diketahui dipalsukan setelah korban tewas di Malaysia.

Kejahatan ini bukan satu-satunya tapi juga diduga terjadi pada ratusan buruh migran asal Sumbawa. DPC SBMI Sumbawa sangat berduka dan prihatin atas meninggalnya Pahlawan Devisa.Sumbawa yang bernama M. Tahir asal Dusun Ai Beta RT/RW.002/008 Desa Kerato Kecamatan Unter Iwes.


Almarhum M. Tahir diketahui diberangkatkan dari Sumbawa lewat Lombok pada tanggal 9 Januari 2014 dengan sponsor yang bernama JAMAL dari Lombok Timur. Pengakuan Jamal bahwa almarhum mengurus paspor dan membuat KTP di Lombok Timur atas saran dari pamannya sendiri (Mahrum) yang sudah duluan berada di Malaysia yakni sekitar dua bulan yang lalu sehingga almarhum menyusul untuk bekerja di Malaysia.

Selanjutnya korban diberangkatkan lewat Surabaya menuju Batam dan selanjutnya masuk ke Malaysia dengan paspor pelancong . Menurut Jamal, almarhum dibuatkan KTP Lombok agar tidak ada kesulitan ketika masuk dan bekerja di Malaysia. Menurutnya buruh migran atau sering disebut TKI asal Sumbawa selalu dituduh negatif oleh perusahaan karena banyak melawan kebijakan perusahaan.

Almarhum bekerja sebagai Buruh Tandan di Malaysia Barat yang merupakan perusahaan perkebunan sawit.. Pada hari Minggu, tanggal 25 Januari 2014 keluarga mendapat informasi lewat dari teman sekerja almarhum di Malaysia yang memberitahukan bahwa M.Tahir telah meninggal dunia. Info kemalangan ini sempat simpang siur bahkan membuat keluarganya di Sumbawa tidak percaya dan mengaku kebingungan karena adanya informasi yang berbeda.

Informasi terakhir dapat dipastikan setelah keluarga dihubungi oleh mandor dari perusahaan perkebunan tersebut yang membenarkan informasi tentang tewasnya almarhum. Korban diduga tewas karena mengalami kaku serta keram saat menjala ikan di sungai.

Kasus ini diketahui DPC SBMI Sumbawa pada minggu, 25 Januari 2014 setelah ketua RT Abu bakar menghubungi Samsudin untuk minta membantu keluarga korban mencari upaya pemulangan jenazah. Keluarga korban sangat kuatir kalau jenazah malah dipulangkan ke Lombok bukanya ke Sumbawa, Pada hari itu juga DPC SBMI Sumbawa mengontak Disnaker Lombok Timur untuk memastikan data korban.

Hari Seninnya tanggal 26 Januari 2014, DPC SBMI Sumbawa mendapat informasi dari Disnaker Lotim bahwa nama korban tidak diketemukan dalam data keberangkatan bulan Januari 2014. Informasi dari KBRI khusus bagian investigasi dan Kementerian Luar Negeri setelah di kontak baru kemudian menelusuri laporan ini dan akhirnya diketahui bahwa jenazah almarhum berada di rumah sakit TAFAH.

Dengan kepastian informasi inilah keluarga korban sangat berharap agar jenazah almarhum segera dipulangkan ke dusunnya di Sumbawa, Lewat hubungan telepon akhirnya perusahaan perkebunan Malaysia itu akhirnya mau memulangkan jenazah korban tetapi akan dipulangkan setelah perayaan Imlek selesai.

Setelah 10 hari terbaring kaku di rumah sakit akhirnya jenajah korban tiba di bandar internasional Lombok sekitar pukuk 9 malam. Sangat disayangkan ternyata pemulangan jenajah ini tidak didampingi oleh instansi terkait terutama dari BP3TKI dan Disnaker. Dari bagian pemulangan jenajah di bandara tersebut juga diketahui bahwa hampir setiap hari ada pemulangan jenajah Buruh migran atau TKI. 

DPC SBMI Sumbawa lewat kasus ini menyimpulkan bahwa kasus pemalsuan dokumen seperti ini terus terjadi dan jumlah angka kematian buruh migran di Malaysia asal provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) khususnya Sumbawa semakin meningkat, Rata-rata dokumennya dipalsukan dan proses keberangkatan serta penerbitan pasvor pun banyak terjadi di LOMBOK (NTB) dan dampak dari pemalsuan KTP ini selain pemulangan jenazah bisa salah alamat tapi dugaan terburuk adalah terjadinya tindak kejahatan trafficking atau perdagangan manusia bahkan perbudakan yang sangat memprihatinkan atas buruh migran Indonesia.