Bebas dari Kekerasan |
Rieke memperoleh informasi ini langsung dari sesama rekan TKI yang bekerja di sana. Menurut informasi yang diperoleh Rieke, Sihatul berangkat ke Taiwan tahun 2012 silam. Dia merupakan TKI yang menempuh jalur legal melalui PT Sinergi Binakarya, Malang. Di dalam kontrak kerja yang disepakati dan ditanda tangani, Sihatul akan bekerja merawat orang tua.
"Namun, setelah tiba di Taiwan, Sihatul justru dipekerjakan sebagai pemerah dan pembersih kandang sapi di Liouying, Distrik Tainan City. Dia harus memerah dan membersihkan kandang berisi 300 sapi setiap hari," papar Rieke di siaran persnya.
Jam kerjanya, tulis Rieke, juga tidak manusiawi yakni mulai pukul 03:30 hingga 10:00. Lalu, pekerjaannya berlanjut mulai dari pukul 15:00 hingga 22:00. Sihatul pun, dipaksa tidur dekat kandang sapi itu.
Tidak cukup sampai di situ, Sihatul juga kerap menerima siksaan dari majikannya tersebut. Tidak tahan sering disiksa, Sihatul lantas mengadu ke agen yang menempatkannya dan meminta pindah kerja.
Pihak agen akhirnya mendatangi rumah majikan, namun kenyataanya Sihatul tidak bisa pindah kerja dan semakin disiksa oleh majikannya tersebut. Puncaknya, pada tanggal 21 September 2013 kemarin, Sihatul dipukul dengan menggunakan benda tumpul oleh majikannya hingga tak sadarkan diri. Dia lalu dilarikan ke UGD RS Chi Mei Medical Centre di Liouying.
Hasil diagnosa resmi dari RS menyebut terdapat luka di bagian belakang kepala akibat pukulan menggunakan benda tumpul. Alhasil Sihatul koma di RS selama satu bulan. Beruntung, kini dia sudah sadarkan diri, namun hidupnya ditopang peralatan medis. Dia tidak bisa bicara dan bergerak. Kisah pilu itu semakin menjadi tatkala gaji yang seharusnya menjadi hak Sihatul belum terpenuhi semua.
Baru Digaji Tiga Kali
Rieke menyebut pihak keluarga baru menerima kiriman dana dari Sihatul sebanyak tiga kali senilai Rp6,9 juta. Melihat kondisi ini, Rieke menyerukan kepada Presiden SBY untuk langsung bertindak dengan menghubungi Pemerintah Taiwan.
"Pak SBY, saya sarankan, Bapak tak perlu telepon Sihatul, karena itu bukan solusi, lagi pula sampai saat ini Sihatul tak bisa bicara. Teleponlah Pemerintah Taiwan, silakan foto dan percakapannya dibuka, dinaikan ke semua media dan media sosial," tulis Rieke.
Selain itu, SBY harus meminta kepada Pemerintah Taiwan agar segera memeriksa dan menangkap majikan Sihatul. Rieke turut meminta kepada SBY agar mengecek kepada agen yang memberangkatkan Sihatul, lantaran sempat terdengar kabar mereka menyarankan agar Sihatul bersedia damai dengan menerima bayaran senilai Rp600 juta.