BMI Hongkong Lagi Lagi Disiksa, Mana Perlindungan?

BMI korban Penyiksaan majikan

SBMISUMBAWA, Hong Kong - Kami BMI di Sumbawa berharap dapat terus memonitor kasus yang dialami kawan kami Erwiana dan berdoa semoga cepat sembuh dan hak-haknya sebagai buruh migran yang berkorban untuk bangsa ini dapat segera dipenuhi.


Ini catatan dari dinding Fendy Rahayu yang .sengaja kami tidak edit sedikitpun:
ERWIANA SULISTYANINGSIH ASAL NGAWI NOMER PASPOR 321825
8 bulan bekerja di majikan bernama LAW WAN TUNG
Erwi diberangkatkandari P.T. GRAHA AYUKARSA Tangerang.

Narasumber berasal dari kawan BMI (R) yang kebetulan hendak Cuti ke Indonesia.

Tanggal 9 Januari 2014,
Ketika aku nyampek di Bandara CHEK LAP KOK, HONG KONG, aku melihat ada seorang mbak-mbak BMI juga, kok wajahnya lebam dan jari tangannya juga bengkak menghitam, lalu ku Tanya:
Namamu siapa mbak? “Erwiana” jawabnya
Aku : Lhoh mbak, kenapa wajah dan tanganmu seperti itu?
Erwiana : ahh nggak papa kok mbak.. ini Cuma alergi kena air dingin.
Aku : ahhh massa sih alergi air dngin sebegitunya ? kok kayak ada luka gitulo mbak di wajahmu juga lebam?
Erna : enggaklah nggak apa-apa kok “ lalu Erwiana diam dan menunduk sambil memainkan jarinya yang menghitam itu.
Aku : memang kenapa sih mbak? Apakah kamu di pukul oleh majikanmu?! “aku setengah memaksa dia untuk mengakui ada apasih yang terjadi dengan dirinya
Ernwiana : ora popo mbak, “jawab Er singkat dan lagi-lagi dia menunduk,
Aku : kamu asal mana?
Er: Ngawi mbak,
Aku : lohhh yo sama ..aku dari Magetan, berarti kita tetangga dekat lo.
Er : ohh iyo mbak…”jawab Er seraya memandang ke orang yang sedang berlalu lalang di ruang tunggu.

Tung..ting..tung…
Suara peringatan kepada seluruh Penumpang Pesawat agar segera masuk ke Gate 31.
Aku: yok masuk ..dah ada peringatan tuh ” ajakku ke Er
Er: aku ewangono mbak, aku gak bisa bawa tasku

Aku : looh tadi katamu gak apa-apa ? lha kok ? sebenarnya kenapa sih mbak kamu nih?! “nadaku agak jengkel, habis di tanya berkali- kali juga gak mau ngaku.

Er : mbak..iya aku di pukuli oleh majikanku selama 8 bulan, tapi mbak ojo ngomong ngomong yo..aku takut sekali..” wajah Er terlihat banget cemas” Aku gak boleh ngobrol dengan Orang Indonesia ataupun melapor ke Polisi tentang kejadian ini..”tangan Er terlihat gemetar”

Aku: hahhh..”aku kaget dan menyayangkan banget, kenapa di siksa separah itu kok diam saja…! kenapa??!!!

Karena waktu sudah mepet dan kamipun harus segera masuk pesawat, maka aku gandeng dia tuk jalan, namun alangkah kagwtnya aku! Ternyata dia juga susah jalan, jadi aku harus memapah dia, semua bawaanku ku taruh di kereta barang, aku sudah menawarkan untuk lapor Polisi, dia gak mau dan ngeyel gak mau.
Akhirnya kami tiba di depan gate masuk Imigrasi.
Beberapa petugas bertanya pada Er, kamu kenapa? Dan aku yang jawab, ku jelaskan bahwa dia telah di aniaya majikanya,
petugas tersebut seketika langsung menyarankan untuk lapor Polisi, dan lagi-lagi Er menolak dengan alasan ingin segera pulang bertemu keluarga di kampung. Akhirnya, walaupun banyak orang menyarankannya lapor Polisi tapi dianya gak mau, ya sudah tentu pihak Imigrasipun tidak bisa memaksa seseorang untuk Laporkan kasusnya.

Sampai di dalam pesawat aku bersusah payah untuk memapahnya dan barangku di bawakan teman yang lain, oh ya Er juga tidak mau di papah teman lainya selain aku, di barisan tempat dudukku jug Er ada orang asing, dan dia melihat kondisi fisik Er yang begitu, lantas penumpang asing itu minta pindah tempat duduk yang kebetulan ada yang masih kosong, (mungkin orang itu takut melihat tangan Er yang seperti penyakit apa gak tau)

Di dalam Pesawat, Er tertidur mungkin saking capeknya, dan beberapa kali dia terlelap, beberapa kali juga dia mengikau, dalam igauanya dia berteriak ketakutan..capek..dan banyak lagi, saat dia tidak tidur, aku coba ajak dia untuk bicara mengenai kondisi dia di majikan hingga dia teraniaya,

Hahhhhhhh…Er..kutatap wajahnya saat ia tertidur lagi..

(kasihan banget kau Er, wajah ayumu kini berubah lebam, majikanmu hanya memberi satu lembar uang seratus dolar, umurmu yang masih kecil juga harus dituakan tiga tahun) “aku menerawang sedih…

Er terbang ke Hong Kong pada Tanggal 13 May 2013, dan dia juga harus membayar potongan Agen selama 6/7 bulan, dari awal dia bekerja, ER sudah mulai di pukul oleh majikannya menggunakan hanger atau apa saja yang ada di depan majikannya, lalu pada saat dia sudah bekerja satu bulan, dia sempat lari ke bawah rumah telpon pihak PJTKI di Indonesia, Er laporan bahwa dia mengalami penganiayaan fisik dan tiap hari di marahi oleh majikannya, Er gak kuat dan harus bagaiman? Lalu pihak PJTKI segera menghubungi Agen yang ada di Hong Kong, tak berapa lama Agen datang ke bawah rumah majikan Er menemui Er yang masih di bawah rumah, dan selanjutnya, pihak Agen mengantar Er kembali ke rumah majikan, karena Er belum habis Potongan gaji.

Karena Er yang masih baru dan tidak tahu harus kemana dan langkah apa yang harus dilakukan, dengan bujuk agen HK itu, Er terpaksa kembali ke majikan lagi, dalam bekerja sehari-harinya Er selalu mendapat perlakuan tidak baik dari majikannya, Dia juga kurang makan juga kurang tidur.
Hingga pada kondisi yang kritis
tepatnya tiga hari sebelum dipulangkan, Er mengeluh sakit dan lemah, lalu majikannya menyuruhnya untuk tidur istirahat, ketika mandi, si Er juga dimandikan oleh majikan perempuannya dengan alasan kalau Er mandi sendiri nggak bersih.

Akhirnya Pesawat Landing di bandara Indonesia, aku segera memapah Er, ketika dia berasa ingin buang air kecil, segera ku antar Er ke toilet, dan alangkah terkejutnya aku, ternyata Er sudah dipakek i Pampers !
ohhh ya Alloh… Betapa tersiksanya dirimu wahai saudarakuuuu…
Aku hanya bisa berucap dalam hati, ingin sekali aku menangis..menjerit.. Agar apa yang kurasakan dongkol dalam hati ini berkurang, tapi ku tahan, aku tak ingin terlihat sedih di depan Er.
Dari bandara, aku mengantarkan Er sampai rumahnya di Ngawi, di halaman depan rumahnya Taxi yang kami tumpangi berhenti, dan keluarganya yang tidak tahu dia akan pulang hari itu pada kaget, apalagi ketika melihat kondisi fisik Er yang mukanya lebam dan harus di bopong masuk ke rumah, spontan keluarga dan tetangga yang disitu pada menangis histeris.

Sampai didalam rumah, Er di tidurkan, sebenarnya aku sudah penasaran sejak dari HK, kok kakinya gak bisa buat jalan itu kenapa??? Tapi Er menutupi dan tidak mau memberitahuku,
dalam kondisi yang pada menangisi keadaan Er, aku terus bersabar, aku harus kuat, aku harus tatak di hadapan banyak orang, aku gak ingin menangis meskipun batinku menjerit dan airmataku begitu ingin mengalir.

Dan akhirnya akupun memberanikan diri untuk melihat kondisi kakinya,
Duh Gustiiiiii… Ampunilah Dosa Hambamu yang lemah iniiiii…(ku berDoa dalam hati)
Kedua kakinya di perban dan aku tidak tahu luka apa ini? bekas diraman.air panaskah? atau bekas apa? ..ya Alloh begini parahnya, aku mencium aroma yang tidak sedap dari kedua kaki Er, namum tak sedikitpun aku merasa jijik atau bagaimana, aku tetap melepas perban perban yang menempel di luka Er, dan menggantikan dengan yang baru.
Er kondisinya sangat lemah dan masih butuh perawatan extra.
Saat ini Er sudah dibawa ke Rumah Sakit setempat untuk perawatan.

Kawan-kawan semua, itu tadi kisah saudara kita yang foto fotonya sudah ramai dibicarakan di FB sejak semalam, dan untuk kekurangan nama tempat atau alamat, saya pribadi memang belum mendapatkan dari pihak keluarga, dan perlu kawan- kawan ketahui, saat ini Er juga sudah ada pihak di indonesia yang siap mendampingi untuk menuntut haknya.
************ Er mengalami kondisi disiksa dan terlunta-lunta karena dia tidak tahu lembaga yang bisa membantunya di Hong Kong, kecuali PJTKI dan agen yang memberangkatkan. Pemerintah selalu “memaksa” BMI untuk percaya bahwa PJTKI dan agen adalah pelindung sebab pemerintah sendiri merasa tidak berkemampuan melindungi rakyatnya diluar negeri, apalagi jika sudah di dalam rumah majikan. Dari penalaran inilah, Pemerintah memaksa semua BMI wajib masuk PJTKI dan agen. Tetapi kenyataan berkata lain. Kasus Kartika dan BMI lainnya membuktikan, PJTKI dan agen hanya bertujuan meraup uang potongan gaji dan tidak perduli bagaimana BMI diperlakukan Er pun dipaksa masuk majikan jahatnya hanya karena dia masih belum finish potongan. Alhasil, dia disiksa terus menerus dan dipulangkan diam-diam. Lalu dimana letak keadilan dan perlindungannya?
Sementara itu Luluh Respati lewat dinding di Facebooknya mengundang seluruh BMI Hong Kong untuk ikut aksi solidaritas menuntut keadilan bagi Erwina karena disiksa majikan dan dengan kondisi sakit dipulangkan diam-diam oleh majikan pada tanggal 9 Januari 2014 dan hanya diberi uang HKD$100.

Aksi dilakukan oleh JBMI, Jaringan Buruh Migran Indonesia Cabut uu 39 pada hari Minggu tgl 12 Januari, langsung kumpul di depan KJRI Hong Kong, jam 4 sore
"Kita harus ikut memperjuangkan keadilan bagi kawan Erwina. Dimanakah letak keadilan yg ditawarkan oleh pemerintah lewat kartu KTKLN, lewat SATGAS? KJRI Hongkong kemana? BNP2TKI kemana?, tutupnya mengakhiri artikel ini.