Sri Rahayu, BMI/TKW Asal Sumbawa NTB Yang Terjebak Di Sarang ISIS Tiba Di Jakarta

Sri Rahayu, BMI/TKW Asal Sumbawa NTB Yang Terjebak Di Sarang ISIS Tiba Di Jakarta




Sri Rahayu di Kemenlu


Sbmi Sumbawa, Jakarta. Sri Rahayu, TKW asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, berhasil dievakuasi dari 'ibu kota' ISIS di Raqqah, Suriah. Ia pulang dengan membawa setumpuk kisah soal pengalaman dan kengeriannya selama di sana, mulai dari melihat jejeran kepala di jalan sampai menyaksikan bom jatuh tepat di depan rumah majikannya.

"Selama di sana tiap harinya saya merasa takut. Takut sama pesawat, takut dibom, di sana rumah yang tidak ada orangnya diambil sama ISIS. Tetangga saya rumahnya diambil, hartanya diambil," tutur Sri Rahayu dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa, (29/3/2016).

Sri Rahayu telah bekerja di Suriah sejak tahun 2010. Namun dia baru betul-betul menjadi saksi hidup geliat konflik di sana selama menetap di Raqqah sejak 2013. Raqqah merupakan wilayah yang sebagian besar daerahnya telah dikuasai oleh ISIS.

Kemudian dia bercerita pengalaman yang mengerikan ketika ia melihat jejeran kepala terhampar di jalan dekat pasar di Raqqah. Saat itu dia tengah membeli sayur dan kebutuhan majikannya sehari-hari.

"Kepala dijejer ditengah jalan itu iya. Pas aku mau beli sayur, pas aku belanja orang orang pada moto pada videoin upload ke Facebook. Aku tanya, kata pedagang sayur jangan ke sana, aku penasaran dan aku tetap lihat dan memang kepala berjejer di sana. Aku langsung refleks buang sayur-sayur itu karena tidak kuat," cerita Sri Rahayu.

Add caption
Dia juga menceritakan pengalaman ketika rumah majikannya dijatuhi bom dari pesawat milik militan ISIS. Sebagian besar depan rumahnya hancur.

"Pas aku jemur pakaian, aku sempat lihat bom itu jatuh di rumah majikan. Posisi aku di belakang, rumahnya hancur semua," ujarnya.

Sri Rahayu keluar dari Suriah untuk kembali ke Indonesia tidak mudah. Ia harus menyusuri gunung dan menyamar sebagai istri majikannya untuk menghindar dari kejaran militan ISIS.

"Aku keluar dari Raqqah nggak lewat jalan raya, akunyelonong nyelonong ke gunung selama 6 hari itu," ujar Sri Rahayu mengawali kisahnya di kantor Kementerian Luar Negeri, jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Selasa, (29/3/2016).

Pelariannya dari Raqqah, Suriah itu berawal dari upayanya mencari kontak orang KBRI di Damaskus. Ia mendapatkan kontak orang KBRI dari anak majikannya.

"Awalnya aku WhatsApp anak majikan untuk carikan orang KBRI, tolong bantuin saya ingin keluar. Nah dari dia aku langsung telepon orang KBRI untuk bantu," kata Sri.

Selama perjalanan Sri Rahayu ditemani oleh majikannya. Petugas KBRI menjemput Sri di tengah perjalanan. Selama di perjalanan dia tidak membawa barang apapun dari rumah majikannya.

"Pas aku di tengah jalan, orang KBRI jemput aku, majikan aku langsung pulang ke rumahnya. Majikan aku satu, dia menemani sampai setengah perjalanan. Karena dia tidak bisa keluar dari Raqqah juga," tambah dia.

Di perjalanan, ia mengaku harus menyamar sebagai istri majikannya untuk menghindari kecurigaan militan ISIS. Saat itu dia menggunakan pakaian khas Timur Tengah dan menutupi mukanya dengan cadar.

"Di jalan banyak kemah-kemah, mereka tanya Ini siapa, kata majikan aku ini istri aku. Aku pakai sarung tangan, aku pakai cadar. Seandainya mereka tahu aku orang Indonesia aku akan dipenjara," kata Sri.

Sri berhasil diselamatkan KBRI Damaskus lewat jalan berliku dan mendarat di Jakarta tadi pagi. Sri ingin menikmati sisa hidupnya di kampung halamannya di Sumbawa. Kemungkinan dia akan berwirausaha bersama suaminya.

"Saya pengin pulang aja, makan banyak atau enggak yang penting di negeri sendiri. Mungkin mau usaha. Hari ini aku pulang ke Sumbawa, penerbangan pukul 20.00 atau 21.00 WIB," tutup dia. 

Sri Rahayu dipulangkan dari daerah konflik ke Indonesia bersama 33 TKI lainnya. Namun teman-teman Sri menunggu di Bandara Soekarno-Hatta untuk diterbangkan ke kampungnya masing-masing. (Sumber http://news.detik.com/berita/3175057/cerita-sri-rahayu-selama-di-suriah-lihat-kepala-berjajar-dan-bom-di-depan-mata)