Remitan BMI NTB Per Tahun Mencapai Rp2 Triliun

Berikan Hak Kami





SBMI SUMBAWA, MATARAM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat terus menggejot angka pengiriman keluar negeri, hal ini terbukti bahwa Pemerintah Provinsi sangat optimistis atau memasang target mengenai remitan para Pahlawan Devisa dari Pulau Lombok dan Sumbawa yang bekerja di luar negeri, akan bisa mencapai Rp2 triliun di 2013...GILA BENAR YA

"Kami optimistis bisa capai Rp2 triliun, karena sudah ada penerbangan langsung Kuala Lumpur-Lombok yang memacu peningkatan jumlah BMI di Malaysia," kata Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB H Mokhlis, di Mataram, Minggu.

Ia mengatakan, semua remitan BMI NTB belum tercatat secara baik karena pengirimannya melalui berbagai jalur. Sebagian melalui jasa "western union" baik di PT Posindo maupun pegadaian, dan lembaga perbankan, serta melalui kurir atau bawa sendiri.

Pencatatan remitan BMI NTB pun belum terpadu sehingga mencuat beragam data dan belum menyimpulkan keseluruhan remitan yang dihasilkan para pahlawan devisa itu.

"Kami sedang berkoordinasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS) untuk membantu mendapatkan data remitan yang valid, karena diperkirakan total remitan 2011 mencapai Rp1,5 triliun, namun yang terpublikasi hanya sekitar Rp500 miliar," ujarnya.

Sebagai contoh, Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonensia (BP3TKI) NTB merilis jumlah remitan BMI NTB pada Januari 2012 sebesar Rp41,78 miliar lebih, Februari sebesar Rp43,21 miliar lebih, Maret sebesar Rp40,55 miliar lebih, dan April sebesar Rp39,45 miliar lebih, serta Mei sebesar Rp37,65 miliar.

Data itu mengacu kepada laporan pengiriman uang melalui "western union" sehingga belum mencakup remitan yang dikirim melalui perbankan, kurir dan dibawa sendiri oleh BMI yang bersangkutan.

Sementara versi Disnakertrans NTB yang menghimpun data dari berbagai sumber, jumlah remitan BMI NTB selama 2012 sampai triwulan kedua, telah mencapai Rp700 miliar lebih.

Pengiriman remitan BMI NTB melalui lembaga perbankan, masih didominasi oleh Bank Negara Indonesia (BNI).

"Kalau didata secara baik, tentu mencapai triliunan rupiah, dan kami optimistis tahun depan bisa mencapai Rp2 triliun, karena sudah ada penerbangan langsung Kuala Lumpur-Lombok yang dilayani maskapai penerbangan AirAsia," ujarnya.

Apalagi, lanjut Mokhlis, belasan perusahaan perkebunan di Malaysia membutuhkan tambahan BMI sehingga meminta pengiriman dari wilayah NTB.

Sejauh ini hampir 20 perusahaan perkebunan di Malaysia yang menerima penempatan BMI dari wilayah NTB baik dari Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa.

Dua perusahaan diantaranya, menerima penempatan BMI NTB dalam jumlah banyak, yakni Felda Plantations Sdn Bhd (Perusahaan perkebunan Kelapa Sawit milik Kerajaan Malaysia), dan Sime Darby Plantation (perusahaan private nasional).

Saat ini, BMI NTB yang bekerja di Malaysia diperkirakan mencapai 300 ribu hingga 350 ribu orang. Sebanyak 57 ribu lebih diantaranya bekerja di Sime Darby Plantation, dan sekitar 100 ribu lebih bekerja di Felda Plantations Sdn Bhd.

"Kedua perusahaan itu masih butuh banyak BMI dan mereka meminta dari NTB. Sime Darby misalnya, tahun ini butuh 600 orang BMI NTB, namun baru dipenuhi sekitar 200 orang, masih butuh tambahan," ujarnya.

Penempatan BMI NTB ke Asia Pasifik dan Timur Tengah itu melibatkan 215 unit perusahaan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) yang beroperasi di wilayah NTB.

Dari 215 PPTKIS itu, sebanyak 11 unit perusahaan diantaranya berkantor pusat di Jakarta, selebihnya berbentuk kantor cabang yang pusatnya di Jakarta dan daerah lain di luar wilayah NTB.
Inilah watak dari pada pemerintah yang terus dengan menggenjot angka pengiriman setiap tahunnya, hal ini terbukti bahwa Gubernur NTB Tuan Guru Bajang mendapatkan penghargaan dari Presiden pada tahun 2009/2010 karena sang Gubernur mampu menjadikan NTB sebagai penghasil Buruh Migran terbesar di Indonesia, Tapi sunggulah aneh justeru tidak di barengi dengan Perlindungan terhadap BMI. apa lagi dilihat dengan angka kasus pertahunnya meningkat...GILA KAANNN